Jumat, 18 November 2011
Hama yang Ditakuti dan Cara Membasmi
Hama yang Ditakuti dan Cara Membasmi |
Wereng Batang CoklatBy : Mukhamad Kurniawan dan Sri RejekiUkuran tubuhnya saat dewasa hanya sekitar 3 milimeter. Namun, kemampuan berkembang biak, daya sebar, daya serang, dan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya luar biasa. Karakteristik itu menempatkan wereng batang coklat sebagai hama utama tanaman padi. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BB POPT) memperkirakan, wereng batang coklat yang disingkat sebagai wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) menyerang 47.005 hektar hingga 81.686 hektar padi di Indonesia musim ini (MT 2010/2011). Kemampuan wereng coklat berkembang biak sangat tinggi. Sebuah laporan ilmiah tentang Taksonomi dan Bioekologi Wereng Batang Coklat yang ditulis Hiroichi Sawada, Gaib Subroto, Wahyudin, dan Toto Hendarto dalam buku Wereng Batang Coklat tahun 1992 menyatakan, jumlah telur yang dihasilkan seekor wereng coklat betina selama hidupnya ada 1.474 butir. Ada beberapa spesies yang termasuk dalam genus Nilaparvata. Namun, hanya Nilaparvata lugens Stal yang menjadi hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Wereng batang coklat termasuk dalam famili Delphacidae yang memiliki ciri utama bintik hitam pada sayap depan dan taji pada ujung tibia tungkai belakang. Siklus hidup wereng, di daerah tropis dengan suhu 20-30 derajat celsius, mencapai 23-32 hari. Artinya, dalam satu periode tanam padi, wereng dapat menyelesaikan siklus tiga generasi. Kondisi lingkungan, penanganan, dan kerentanan varietas menjadi faktor kecepatan perkembangbiakannya. Firdaus Natanegara, ahli wereng di BB POPT menyebutkan, wereng coklat mampu beradaptasi dengan varietas baru dengan membentuk biotipe atau koloni baru yang lebih ganas. Serangan wereng coklat mengakibatkan warna daun dan batang padi berubah menjadi kuning, kemudian kecoklatan, dan akhirnya kering. Wereng dewasa menetap di pangkal tanaman. Selain mengisap cairan sel tanaman, wereng menularkan virus kerdil rumput dan kerdil hampa. Jika terserang virus kerdil rumput, padi beranak banyak, daun menjadi pendek, dan tidak bermalai. Sementara virus kerdil hampa membuat daun pendek, kaku, anakan bercabang, dan hampa. Migrasi Migrasi wereng dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, dan iklim. Migrasi biasanya terjadi antara matahari terbit hingga terbenam karena Nilaparvata lugens memerlukan cahaya dalam penerbangan. Penerbangan bisa berlangsung dalam kondisi suhu rendah, kelembaban tinggi, angin yang lemah, maupun angin berkecepatan lebih dari 11 kilometer per jam. Menurut Firdaus, pada proyek penelitian kerja sama Jepang-Indonesia tahun 1986-1992, wereng diketahui bermigrasi hingga jarak ratusan kilometer. Migrasi jarak jauh diketahui setelah sekelompok wereng yang disemprot warna merah di persawahan daratan China ditemukan menyerang padi di Jepang. Menurut Firdaus, migrasi wereng di Indonesia tidak sejauh rute China-Jepang karena padi sebagai sumber pakan ada di mana-mana. Kepala BB POPT Gaib Subroto menambahkan, sebelum tahun 1970-an, wereng coklat tidak diperhitungkan sebagai hama di Indonesia. Situasi berubah saat program intensifikasi gencar dilaksanakan pemerintahan Soeharto, antara lain dengan menyemprotkan insektisida organosfat berspektrum luas secara massal dengan pesawat udara. Di Buletin Peramalan OPT Edisi XII Tahun 2010 tertulis, tahun 1976/1977, wereng coklat mengakibatkan serangan berat pada 450.000 hektar padi sawah dan kehilangan hasil sekitar 364.500 ton beras. Pemakaian pestisida mengakibatkan ledakan serangan hama tahun 1979 dan 1986. Pemakaian insektisida yang tak tepat jenis, konsentrasi, dosis, volume, cara, waktu, dan sasaran semprot memicu meluasnya serangan wereng coklat. Sebab, selain wereng menjadi kebal, hal itu memicu terbunuhnya musuh alami wereng. Ledakan wereng coklat mendorong terbitnya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1986 tentang Pengendalian Hama Terpadu yang berujung pada pencabutan subsidi pestisida. Jamur Demi menghindari terbunuhnya musuh alami, petani dianjurkan mengembangkan jamur Beauveria bassiana dan Metharrizium anisopliae. Penggunaan agen hayati itu relatif murah; aman terhadap lingkungan, manusia, dan hewan; efisien dalam jangka panjang; serta efektif untuk pengendalian OPT sasaran. Kekurangannya, pengendalian berjalan lambat, tidak dapat diramalkan, dan butuh pengawasan ketat. Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (LPHPT) Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah di Surakarta salah satu yang mengembangkan Beauveria bassiana. ”Kami mengembangkan jamur ini karena perbanyakannya mudah dikerjakan oleh petani,” kata Ketua LPHPT Surakarta V Driyatmoko, Senin (7/2). Untuk mendapatkan bibit murni Beauveria bassiana, dilakukan pemurnian jamur yang diperoleh dari lapangan di laboratorium. ”Bibit lantas diperbanyak melalui media cair atau padat,” kata staf fungsional LPHPT Surakarta, Sri Hartati. Proses perbanyakan dapat dilakukan oleh petani. Media cair menggunakan ekstrak kentang gula, sedangkan media padat menggunakan beras atau jagung. Jika spora jamur sudah tumbuh di media cair, ditambahkan gula pasir dan bubuk detergen, lalu disemprotkan ke tanaman. Jamur menjadi parasit bagi wereng sehingga lama-kelamaan wereng mati. Efektivitas akan terlihat setelah seminggu. Sumber : Kompas, Rabu, 9 Februari 2011. |
Standar Mutu dan Kemurnian Pupuk Organik Cair
Standar Mutu dan Kemurnian Pupuk Organik Cair
STANDARD MUTU PUPUK ORGANIK CAIR (POC)
(PerMenTan No.28/Permentan/OT.140/2/2009)
Beberapa Parameter Penting dalam pemilihan Pupuk Organik Cair yang bermutu:
PARAMETER | SATUAN | STANDAR | Apa ini? |
C-Organik | % | >=4 | Kandungan C-Organik |
N,P,K | % | <2 | Indikasinya bila melebihi 2%, maka patut diduga POC telah dicampur dengan Kimia Anorganik, Karena Bahan Organik sedikit sekali yang melebihi 2%. |
Patogen | cfu/g | <102 | Untuk Salmonella harusnya Negatif (=)karena tingkat bahayanya. |
Mikroba Fungsional | cfu/g | - | Point penting dalam hal ini bukan hanya jumlah bakteri akan tetapi tingkat keaktifan bakteri, banyak pun percuma bila tidak bekerja. |
Banyak sekali beredar POC pada saat ini dan telah mendapatkan ijin dari Departemen Pertanian akan tetapi kualitasnya di lapangan sangat tidak memadai, contoh:
- Bakteri kelihatan aktif di bawah mikroskop ketika di aplikasikan ke tanah dan terkena pupuk kimia, bakteri tersebut melemah
- Bakteri patogen, terutama salmonella masih terlihat aktif sekali di bawah mikroskop
- Untuk mendapatkan spesifikasi Hara yang tinggi, produsen mencampurnya dengan pupuk kimia anorganik sehingga ada yang Nitrogrennya sampai 5% tapi masih mencantumkan diri sebagai Pupuk Organik Cair.
- Tidak bertahan lama di pasar, hanya sesaat karena petani hanya membeli untuk mencoba tanpa mengerti mana yang baik dan mana yang tidak. Banyak produsen yang mensiasati dengan berganti-ganti kemasan untuk mengelabui hal ini.
- Cara pakai yang keliru, disemprotkan di daun sebagai pupuk, padahal yang diperlukan adalah membantu akar menyerap hara dari lingkungan tumbuh.
- Banyak yang memberi kesaksian dengan mengatakan bahwa dengan POC maka tidak diperlukan pupuk kimia, padahal dalam aplikasinya digunakan pupuk kandang yang kadar unsur haranya kira-kira sama dengan pupuk kimia (tapi tidak disebutkan).
Saran kami dalam pemilihan Pupuk Organik Cair dan pemakaian yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
- POC wajib digunakan di atas tanah, karena berguna sebagai mobilisator unsur hara. Pemakaian di daun adalah supplemen bukan yang utama, untuk kebutuhan pencegah serangan hama.
- POC harus murni dari bahan organik tanpa campuran unsur hara, akan tetapi bila diberikan pada masa pratanam, unsur haranya dapat mencukupi untuk hidup tanaman sampai dengan pemupukan pertama. Mengapa? Karena bagi petani organik, pupuk kimia akan mengganggu standarisasi Oganics Food.
- POC harus bisa bekerja sama dengan Pupuk Kimia untuk menghemat proses aplikasi, artinya apabila dalam aplikasinya dicampur dengan pupuk kimia, bakteri tidak akan terganggu.
- Produk yang baik adalah produk yang 3M (Murah, Mudah aplikasi dan Mutu tinggi). Mahal itu tidak identik dengan Mutu tinggi akan tetapi Nurani strategi pemasaran.
- Kenapa Harus Murah? Agar petani mau memakainya di atas tanah, itu yang petani perlukan secara umum pada saat ini, bila kita membela kepentingan petani maka efisiensikanlah proses produksi agar bisa dijual murah sehingga POC dapat digunakan untuk menggantikan Kompos dasar (untuk petani non organik) dan sebagai fermentor (aktivator) pupuk kandang (bagi petani Organik).
- Kenapa Harus Mudah? Petani tidak mau repot dengan memberikan aplikasi masing-masing pupuk kimia dan POC, sehingga POC seringkali ditinggalkan walaupun dibutuhkan.
- Mutu? Jelas ini adalah hal yang utama dan tidak ada substitusi kata-kata untuk hal ini.
Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Jumat, 11 November 2011
Langganan:
Postingan (Atom)